Makalah Pratikum
ikhtiologi
SISTEM INTEGUMEN
Di
s
u
s
u
n
Oleh
Nama
:
Romi andrian
Nim
: 09C10432053
Ruang
: A
Fakultas perikanan
dan ilmu kelautan
Universitas Teuku
Umar
Meulaboh Aceh Barat
2012
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT , yang telah melimpahkan
rahmat dan anugerah-Nya sehingga makalah yang bertema “ Sistem
integumen “ ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Saya
juga Akan coba untuk memahami manfaat Dari Pratikum ini ke dalam kehidupan
sehari-hari. Segala usaha telah Saya lakukan untuk
membuat makalah ini dan memenuhi tugas yang diberikan oleh Dosen. Dan Saya
menyadari tentu masih banyak terdapat kekurangan, untuk itu Saya meminta maaf
jikalau ada Kekurangan dalam hal ini.
Selanjutnya selawat beserta salam kita sanjungkan kehadirat Nabi Besar
Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam kebodohan kealam berilmu
pengetahuan.
Ucapan terima kasih saya kepada dosen pengasuh mata kuliah Ikhtiologiyang
telah banyak membimbing dan juga kepada teman-teman yang telah banyak membantu
sehingga laporan ini dapat terselesaikan.
Akhir kata tiada gading yang tak retak begitu juga dengan laporan ini yang
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu apabila ada kritik dan saran yang
sifatnya membangun sangat diharapkan guna untuk ilmu di masa yang akan datang.
Semoga rahmat dan hidayah serta lindungan-Nya selalu dilimpahkan kepada
kita semua selaku orang-orang yang selalu ingin mencari kehidupan yang lebih
baik di dunia dan akhirat. Amin…
Wassalamu'alaiku’alaikum wr.wb.
Meulaboh, 10 November 2010
Penyusun
ROMI ANDRIAN
DAFTAR ISI
KATA PENGATAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I :
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang..................................................................................................
1
1.2
Tujuan...............................................................................................................
2
1.3Mamfaat.............................................................................................................
3
BAB II : TINJAUAN
PUSTAKA
2.1Klasifikasi Ikan Bandeng (Chanos chanos).........................................................
4
2.2 Habitat Ikan Bandeng (Chanos
chanos)............................................................
5
2.3 Sistem
Integument.............................................................................................
5
2.4 Sisik..................................................................................................................
6
2.5
Sirip..................................................................................................................
6
2.6 Linea
Lateralin...................................................................................................
7
BAB III :
METODELOGI
3.1
Metodelogi........................................................................................................
9
3.1 Waktu dan
tempat.............................................................................................
9
3.2 Alat alat dan
bahan............................................................................................
9
3.3 Prosudur Kerja.......................................................................................
.......... 9
BAB IV : HASIL DAN
PEMBAHASAN0
4.1
Hasil..................................................................................................................
10
4.2
Pembahasan.......................................................................................................
10
BAB V : KESIMPULAN
DAN SARAN
3.1
Kesimpulan........................................................................................................
10
3.2
Saran.................................................................................................................
10
BAB IV : DAFTAR
PUSTAKA
LAMPIRAN
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mempelajari tentang integumen
adalah berarti mempelajari bagian tubuh yang berada pada bagian
terluar. Sistem integument terdiri dari kulit dan
deripat-deripatnya. Yang termasuk deripat kulit adalah sisik, jari-jari
sirip, skut, keel, kelenjar lendir, dan kelenjar racun.
Seperti
sisik mempunyai empat tipe yaitu :
1. Placoid yaitu
sisik yang berbentuk piring dimana tiap sisik memiliki bagian yang berbentuk
mangkuk kecil.
2. Rhomboic yaitu
sisik yang menyerupai bentuk diamond atau jajar genjang.
3. Cycloid yaitu sisik yang memiliki garis-garis yang melingkar.
4. Ctenoid hampir sama dengan tipe cycloid tetapi memiliki
duri-duri kecil padabagian posterior dari sisik.
1.1 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui
Tujuan dari
praktikum intergumen, Linea lateralis, Perhitungan sisik, sirip, dan
klasifikasi adalah untuk mengetahui jumlah sisik pori yang terdapat dibagian
luar tubuh ikan yang dipraktikumkan,serta pengukuran bagian-bagian tertentu
dari tubuh suatu spesies ikan untuk keperluan determinasi hubungan morphometrik
dan analisa pertumbuhan,dan membedakan ukuran perbandingan antara spesies ikan
yang berbeda, tetapi masih satu genus.
dari hewan kelas pisces dan dapat mengetahui ukuran serta jumlah
bagian-bagian tubuh dari kelas pisces tersebut. Praktikum ini juga bertujuan agar
kita dapat mengetahui cara identifikasi dan membuat klasifikasi dari objek
praktikum.
1.3 Mamfaat
Manfaaat yang dapat diambil setelah praktikum ini adalah mahasiswa dapat
mengetahui bentuk linea lateralis, yang terdapat pada ikan serta mengetahui perhitungan
jumlah sisik dan morphometrik pada ikan.
Dalam manfaat
pengetikan makalah ini penulis berharap dapat bermanfaat bagi Teman teman
semuanya.
II. TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Klasifikasi
Ikan Bandeng (Chanos chanos)
Kingdom
: Animalia
Phylum
: Chordata
Sub phylum
: Vertebrata
Class
: Pisces
Sub class
: Teleostei
Ordo
: Malacopterygii
Family
: Chanidae
Genus
: Chanos
Species
: Chanos
chanos Forsk
2.2 Habitat
Habitat Ikan Bandeng (Chanos chanos)Bandeng banyak dikenal orang sebagai
ikan air tawar.Habitat asli ikan bandeng sebenarnya di laut, tetapi ikan ini
dapat hidup di air tawar maupun air payau.
Ikan bandeng
hidup di Samudra Hindia dan menyeberanginya sampai Samudra Pasifik, mereka
cenderung bergerombol di sekitar pesisir dan pulau-pulau dengan
koral. Ikan yang muda dan baru menetas hidup di laut untuk 2 - 3 minggu,
lalu berpindah ke rawa-rawa bakau, daerah payau, dan kadangkala danau-danau.
Bandeng baru kembali ke laut kalau sudah dewasa dan bisa berkembang biak
(Anonim, 2009).
2.3 Sistem
Integumen
Sistem integumen
pada seluruh mahluk hidup merupakan bagian tubuh yang berhubungan langsung
dengan lingkungan luar tempat mahluk hidup tersebut berada.Pada
sistem integumen terdapat sejumlah organ atau straktur dengan fungsi yang
beraneka pada bermacam-macam jenis mahluk
hidup.Yang termasuk dalam sistem integumen pada ikan adalah kulit dan
derivatintegumen.
Kulit merupakan
lapisan penutup tubuh yang terdiri dari dua lapisan, yaitu epidermis pada
lapisan terluar dan dermis pada lapisan dalam.
Derivat
integumenmerupakan suatu struktur yang secara embryogenetik berasal dari salah
satu atau kedualapisan kulit yang sebenarnya.
Sistem integumen yang berhubungan langsung dengan lingkungan tempat hidup
memilikiberbagai fungsi yang sangat vital pada kehidupan ikan.
Kata ini berasal
dari bahasa Latin "integumentum", yang berarti "penutup".
2.4 Sisik
Ada beberapa
macam sisik ikan yang dikenal, yaitui:
Sisik kosmoid (cosmoid)
Sisik
kosmoid yang sesungguhnya hanya dijumpai pada ikan-ikan bangsa Crossopterygi yang telah punah. Sisik ini berlapis-lapis, di mana lapisan terdalam
terbangun dari tulang yang memipih. Di atasnya berada selapis tulang yang
berpembuluh darah, dan di atasnya lagi, selapis bahan serupa email gigi
yang disebut kosmin (cosmine). Kemudian di bagian terluar terdapat
lapisan keratin. Ikan coelacanthmemiliki semacam sisik kosmoid yang telah berkembang, yang kehilangan
lapisan kosmin dan lebih tipis dari sisik kosmoid sejati.
Sisik ganoid
Sisik-sisik ganoid Ditemukan Pada Ikan – ikan suku Lepisosteidae dan Polypteridae. Sisik-sisik ini serupa dengan sisik kosmoid, dengan sebuah
lapisan ganoin terletak di antara lapisan kosmin dan enamel.
Sisik-sisik ini berbentuk belah ketupat, mengkilap dan keras.
Sisik plakoid
Sisik-sisik
plakoid dimiliki oleh ikan hiu dan
ikan-ikan bertulang rawan lainnya. Sisik-sisik ini memiliki struktur
serupa gigi.
Sisik leptoid
Sisik-sisik
leptoid didapati pada ikan-ikan bertulang keras, dan memiliki dua bentuk. Yakni
sisik sikloid (cycloid) dan ktenoid (ctenoid).
Sisik sikloid
Sisik-sisik sikloid memiliki tepi luar yang halus, dan paling umum ditemukan pada ikan-ikan
yang lebih primitif yang memiliki sirip-sirip yang lembut. Misalnya adalah
ikan-ikan salem dan karper.
Sisik-sisik ktenoid
Sisik-sisik ktenoid bergerigi
di tepi luarnya, dan biasanya ditemukan pada ikan-ikan yang lebih ‘modern’ yang
memiliki sirip-sirip berduri.Sejalan dengan pertumbuhannya, sisik-sisik sikloid
dan ktenoid terus bertambah lingkaran tahunnya.Sisik-sisik ini tersusun di
tubuh ikan sepertigenting, dengan arah menutup ke belakang.Dengan demikian memungkinkan aliran air
yang lebih lancar di sekeliling tubuh dan mengurangi gesekan.
2.5 Sirip
Organ Gerak
(Sirip)
Ikan seperti pada hewan lain, melakukan gerakan
dengandukungan alat gerak. Pada ikan, alat gerak yang utama dalam
melakukan manuver di dalam air adalah sirip.Sirip ikan juga dapat
digunakan sebagai sumber data untuk identifikasi karena setiap sirip suatu
spesies ikan memiliki jumlah yang berbeda dan hal ini disebabkan oleh
evolusi.
Sirip pada ikan terdiri dari beberapa bagian yang
dinamakan sesuai dengan letak sirip tersebut berada pada tubuh
ikan, yaitu :
1. Pinna
dorsalis (dorsal fin)
Adalah sirip yang
berada di bagian dorsal tubuh ikan dan berfungsi dalam stabilitas ikan
ketika berenang.Bersama-sama dengan pinna analis membantu ikan untuk
bergerak memutar.
1. Pinna
pectoralis (pectoral fin)Adalah sirip yang terletak di posterior
operculum atau pada pertengahan tinggi pada kedua sisi tubuh ikan. Fungsi
sirip iniadalah untuk pergerakan maju, ke samping dan
diam (mengerem).
2. Pinna
ventralis (ventral fin)Adalah sirip yang berada pada bagian perut. ikan
dan berfungsi dalam membantu menstabilkan ikan saat berenang. Selain
itu,juga berfungsi dalam membantu untuk menetapkan posisi ikan pada suatu
kedalaman.
3. Pinna
analis (anal fin)Adalah sirip yang berada pada bagian ventral tubuh di
daerah posterior anal. Fungsi sirip ini adalah membantu dalam
stabilitasberenang ikan.
4. Pinna
caudalis (caudal fin)Adalah sirip ikan yang berada di bagian posterior
tubuh dan biasanya disebut sebagai ekor. Pada sebagian besar ikan, sirip
iniberfungsi sebagai pendorong utama ketika berenang (maju) clan juga
sebagai kemudi ketika bermanuver.
5. Adipose finAdalah
sirip yang keberadaannya tidak pada semua jenis ikan.Letak sirip ini adalah
pada dorsal tubuh, sedikit di depan pinna caudalis.
Sirip
ikan terdiri dari tiga jenis jari-jari sirip yang hanya sebagian atau
seluruhnya dimiliki oleh spesies ikan, yaitu :
1. Jari-jari
sirip keras
Merupakan jari
jari sirip yang tidak berbuku-buku dan keras.
2. Jari jari
sirip lemah
Merupakan jari
jari sirip yang dapat ditekuk, lemah, dan berbukubuku.
3. Jari jari
sirip lemah mengeras
Merupakan jari
jari sirip yang keras tetapi berbuku-buku.
Penggolongan ikan juga dapat dilakukan berdasarkan
tipe pinnacaudalis yang dimiliki suatu jenis ikan. Tipe pinna caudalis ikan
secara umum terbagi atas :
1. Protocercal
Merupakan bentuk pinna caudalis yang tumpul dan simetris dimana columna vertebralis terakhir mencapai ujung ekor.
Merupakan bentuk pinna caudalis yang tumpul dan simetris dimana columna vertebralis terakhir mencapai ujung ekor.
2. Diphycercal
Merupakan
bentuk pinna caudalis yang membulat atau meruncing, simetrisdengan ruas vertebrae terakhir tidak
mencapai ujung sirip.
2 Heterocercal
Merupakan bentuk
pinna caudalis yang simetris dengan sebagian ujung ventral lebih pendek.
3 Homocercal
Merupakan bentuk
pinna caudalis yang berlekuk atau tidak dan ditunjang oleh jari-jari sirip
ekor.
2.6 Linea
Lanteralin
Linea lateralis merupakan salah satu bagian tubuh ikan yang dapatdilihat
secara langsung sebagai garis yang gelap di sepanjang kedua sisi tubuh
ikan mulai dari posterior operculum sampai pangkal
ekor (peduncle). Pada linea lateralis terdapat lubang-lubang yang berfungsi untuk
menghubungkan kondisi luar tubuh dengan sistem canal yang menampung
sel-sel sensori dan pembuluh syaraf.
Linea lateralis sangat penting keberadaannya sebagai organ sensoriikan yang
dapat mendeteksi perubahan gelombang air dan listrik.Selain itu,
linea lateralis juga juga
berfungsi sebagai echo-location yang membantu ikan untuk
mengidentifikasi lingkungan sekitamya.Pada beberapa jenis ikan, termasuk
golongan Characin, linealateralis merupakan satu garis panjang yang tidak
terputus.Sedangkan pada kelompok ikan Cichlidae, linea lateralis yang
dimiliki merupakan garis panjang yang terputus menjadi dua dengan potongan
kedua berada di bagian bawah potongan pertama.
III. METODELOGI
3.1. Metodelogi
Metode yang dilakukan dalam praktikum ini, yaitu pengamatan secara
langsung, dimana data dan informasi yang dibutuhkan dapat diperoleh dengan cara
mengamati secara langsung di laboratorium Biologi Perikanan, sehingga dapat
memberikan gambaran tentang linea lateralis,perhitungan sisik, dan morphometrik
yang terdapat pada ikan.
3.2 Waktu dan tempat
Praktikum ini di laksanakan pada hari Sabtu tanggal 10November, pukul 08.00 -10.00 WIB di Laboratorium Biologi perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Teuku Umar
Praktikum ini di laksanakan pada hari Sabtu tanggal 10November, pukul 08.00 -10.00 WIB di Laboratorium Biologi perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Teuku Umar
3.2. Alat dan Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
1. Ikan Bandeng (Chanos chanos)
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
1. Ikan Bandeng (Chanos chanos)
3.3 Alat alat dan
bahan
Alat-alat yang digunakan adalah:
1. Baki atau Nampan
2. Kain lap / Serbet
3.Buku praktikum ikhtiologi
4.buku penuntun praktikum ikhtiologi
5. Alat-alat tulis (Pena, Pensil, Penghapus, dan penggaris)
6. Buku gambar
1. Baki atau Nampan
2. Kain lap / Serbet
3.Buku praktikum ikhtiologi
4.buku penuntun praktikum ikhtiologi
5. Alat-alat tulis (Pena, Pensil, Penghapus, dan penggaris)
6. Buku gambar
3.4 Prosudur kerja
Prosedur Praktikum Adapun prosedur praktikum ini
adalah menggambar ikan-ikan yang telah disediakan. Ikan diletakkan di atas
nampan yang telah disediakan lalu digambar pada buku gambar, membuat
klasifikasi ikan, menyebutkan ciri-ciri ikan, dan mengamati tentang linea
lateralis,perhitungan sisik, dan morphometrik, dan mengitung jumlah sisik yang
terdapat pada tubuh ikan yang dipraktikumkan.
IV. HASIL DAN
PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Hasil Pengukuran ikan Bandeng (Chanos chanos)
No
|
Nama ikan
|
Jari jari keras
|
Jari lemah mengeras
|
Jari lemah
|
|
|
Bandeng (Chanos chanos)
|
-
|
Letak : D,P,U,A,C
|
-
|
Ctenod
|
|
-
|
-
|
Agak mudah di bengkok kan
|
-
|
-
|
|
-
|
-
|
Tidak bercabang
|
-
|
-
|
|
-
|
-
|
Baku baku
|
-
|
-
|
|
-
|
-
|
|
-
|
-
|
|
-
|
-
|
|
-
|
-
|
|
-
|
-
|
|
-
|
-
|
|
-
|
|
|
|
-
|
Nb. Pengukuran dalam satuan cm
LL
1 Garis
Letaknya ditengah sisi tubuh.
Lubang LL
92
Tipe LL
1 Garis
4.2 Pembahasan
Bandeng dikenal juga sebagai milkfish dan memiliki karakteristik tubuh
langsing seperti peluru dengan sirip ekor bercabang sebagai petunjuk bahwa
bandeng memiliki kemampuan untuk berenang dengan cepat. Tubuhnya berwarna putih
keperak-perakan dan dagingnya berwarna putih susu. Bandeng yang hidup di alam
memiliki panjang tubuh mencapai 1 m.
Pada morfologi luar ikan bandeng terdapat bagian – bagian seperti mulut,
mata, sirip dada, sirip punggung, lateral line, sirip ekor, sirip perut dan
sirip anus (dubur). Jenis sirip ekor bandeng yaitu homocercal sedangkan bentuk
ekornya adalah forked. Bandeng memiliki bentuk sisik yang ctenoid atau disebut
juga sisik sisir dengan bentuk yang agak persegi. Jumlah lateral line yang kita
amati sebanyak 85 sisik. Sedangkan bentuk mulutnya sendiri adalah sub terminal
yaitu letak mulut ikan terletak didekat ujung depan kepala. Bentuk dari ikan ini adalah torpedo sehingga
ikan bandeng ini mampu bergerak cepat atau juga tergolong ikan perenang cepat
dan kuat dengan habitat air payau. Warna tubuh pada punggung berwarna
kehitam-hitaman, pada bagian linea lateralis bewarna keperakan dan
pada bagian bawah dari linea lateralis berwarna putih.
Secara eksternal ikan bandeng mempunyai bentuk kepala mengecil dibandingkan
lebar dan panjang badannya,matanya tertutup oleh selaput lendir (adipose).
Sisik ikan bandeng yang masih hidup berwarna perak, mengkilap pada seluruh
tubuhnya. Pada bagian punggungnya berwarna kehitaman atau hijau kekuningan atau
kadang-kadang albino, dan bagian perutnya berwarna perak sertamempunyai sisik
lateral dari bagian depan sampai sirip ekor.
Mereka tidak memiliki gigi, dan umumnya hidup dari ganggang dan
invertebrata.insang terdiri dari tiga bagian tulang, yaitu operculum
suboperculum dan radii branhiostegi. seluruh permukaan tubuhnya tertutup oleh
sisik yang bertipe lingkaran yang berwarna keperakan, pada bagian tengah tubuh
terdapat garis memanjang dari bagian penutup insang hingga ke ekor. Sirip dada
dan sirip perut dilengkapi dengan sisik tambahan yang besar, sirip anus
menghadap kebelakang. Selaput bening menutupi mata, mulutnya kecil dan tidak
bergigi, terletak pada bagian depan kepala dan simetris. Sirip ekor homocercal
Ikan bandeng memiliki dua jenis kelamin yaitu jantan dan betina, bandeng
jantan dapat diiketahui dari lubang ansunya yang hanya dua buah dan ukuran
badan agak kecil sedangkan bandeng betina memiliki lubang anus tiga buah dan
ukuran badan lebih besar dari ikan bandeng jantan (Rahardjo, 1985).
V. KESIMPULAN DAN
SARAN
4.1. Kesimpulan
Linnea Lateralis pada ikan adalah garis yang dibentuk oleh pori, jadi
linnea lateralis ini terdapat pada ikan yang bersisik maupun tidak bersisik.
Bentuk linnea lateralis umumnya bervariasi demikian juga jumlah sisik yang
membentuk linnea lateralis.Data pengukuran bagian-bagian dari tubuh suatu
spesies ikan penting artinya untuk keperluan determinasi hubungan morphometrik
dan analisa pertumbuhan. sistem pencernaan, sistem rangka, sistem ekskresi,
sistem pernapasan dan sistem reproduksi, diantara ke sepuluh sistem ini saling
berkaitan satu dengan yang lainnya.
4.2 Saran
Mencari ikan di pasar maupun di kolam-kolam tertentu di daerah meulaboh
aceh barat merupakan salah satu kegiatan yang tak kalah penting dengan kegiatan
praktikum itu sendiri. Oleh karena itu, hendaknya para praktikan sebelum
mencari ikan terlebih dahulu mendapat gambaran dan penjelasan tentang ikan yang
dimaksud maupun pasar yang menjadi tujuan mencari ikan sampel. Penulis
mengharapkan ada penjelasan terlebih dahulu mengenai gambaran ikan yang akan
dicari, sehingga memudahkan dalam mencari ikan, dan menganalisa data tentang
ikan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Grandea, T.
(1995). "A cladistic analysis of fossil and living
gonorynchiform ostariophysan fishes". Geobios 28 (Supplement 2): 197-199. (Diakses
27 September 2011)
Erungan, A.C.
(1997). "Geosmin sebagai penyebab cita rasa lumpur
pada ikan serta kemungkinan penanggulangannya". Bul. Teknol. Hasil Pertanian 4 (2):
THP-11—12. http://e-jurnal.perpustakaan.ipb.ac.id/files/Anna_C_Erungan_geosmin_sebagai_penyebab.pdf. (Diakses pada 27 September 2011)
Arifudin, R. 1983.
“Bandeng duri lunak dalam Kumpulan Hasil Penelitian Teknologi Pasca Panen
Perikanan”.BPTP. Jakarta.
Anonimous.Gaya
Hidup Sehat edisi 491. http //E:/ikan Bandeng/Ikan Bandeng, Enak – Murah –
Sehat Bergizi « Heart’s Freedom.htm. (Diakses pada 27 September 2011)
LAMPIRAN
Ikan Bandeng. (Chanos chanos)
Sisik